“sahabat adalah sosok yang selalu ada di saat suka maupun duka,
saling mendukung dan care. akan bahagia jika kita bahagia dan akan
menangis jika kita menangis, akan tetap mengalah meski sakit”
Pagi ini suasana dikelasku cukup gaduh, 2 jam pelajaran kosong. guru
mata pelajaran hari ini tidak bisa datang karena ada keperluan, tetapi
beliau meninggalkan tugas yang harus dikerjakan dan dikumpulkan. maya
sekertaris kelasku harus segera menuliskan tugas tersebut di white
board, agar cepat dikerjakan. Suasana kelas tambah tampak ricuh ramai
gaduh, maya berusaha mengingatkan “teman-teman tolong di tulis ya terus
dikerjakan, ini tugas dari pak andi dan tugas ini harus dikumpulkan”.
salah seorang teman maya yang bernama fino menjawab “buat apa toh pak
andi tidak ada. ech teman-teman tidak usah dikerjakan saja tugas itu,
satu kelas tidak perlu ada yang mengumpulkan”. karena maya merasa
mempunyai tanggung jawab untuk mengingatkan temannya, dia tetap terus
berusaha membujuk teman-temannya agar mengerjakan tugas tersebut, tetapi
fino tetap memprovokatori teman-temanya.
Faril ketua kelas ikut ambil suara karena dia merasa tidak dihormati
sebagai ketua kelas “fin, ini tugas hargai donk maya yang nulis di white
board ayo kita kerjakan bersama. kalau satu kelas tidak mengerjakan,
kelas kita juga yang bakalan ternilai jelek di mata guru-guru”. fino
menjawab “oke lah kalau itu maumu” sambil memasang wajah marah.
“teman-teman terima kasih ya sudah mau di ajak kerja sama”, kata faril.
tidak lama kemudian maya menghampiri faril “emb.. faril, maksih ya sudah
bantuin aku tadi” ucap maya sambil tersenyum. “ohh, iya sama-sama gak
masalah maya… kita kan teman” jawab faril sambil membalas senyum manis
maya.
Bel istirahat sudah berbunyi maya harus segera membawa buku tugas teman-temanya ke meja pak andi.
maya tergesa-gesa karena takut telat mengumpulkan buku teman-temannya,
karena tergesa gesa buku yang sudah di tumpuk maya jatuh tepat di depan
faril. Kata faril “hati hati maya tidak perlu tergesa gesa” sambil dia
membantu maya. Maya dengan wajah yang cengar cengir menjawab “heeemb,
iya ril habis aku takut telat mengumpulkan buku milik anak-anak”.
Hari-hari dan bulan-bulanpun berlalu berjalan faril dan maya tambah
berteman dekat sampai teman temannya menyangka kalau mereka merajut
kasih alias pacaran. Maya selalu mendukung setiap keputusan ketua kelas
(faril) dan selalu ada di saat faril membutuhkan dia, curhat, belajar,
dan semunya mereka lakukan bersama. Kerja sama yang cukup klop deh.
Suatu ketika faril mengungkapkan isi hatinya kepada maya yang telah dia rasakan semenjak dekat dan mengagumi sosok maya.
“maya.. aku minta maaf sebelumnya, aku harus katakan ini padamu, ini
perasaan yang sudah lama aku pendam”. Maya menjawab “emb iya faril
katakan saja enggak papa kok kita kan sudah bersahabat lama”.
Dengan wajah faril yang rada enggak enak dan takut kalau maya marah, dia
memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya kepada maya “maya, aku
kagum akan sosokmu, aku senang berada di sampingmu kamu selalu
mendukungku dalam keadaanku. Aku sudah merasakan ini sejak lama maya..
aku suka padamu aku ingin kamu jadi pacarku” tampang cemas.
Maya kaget dia hanya terpatung sambil memandang wajah faril yang gugup dan cemas.
Tanpa berlama–lama maya pun menjawab pertanyaan faril denggan bijak
karena maya tak ingin faril kecewa padanya. “faril, apa yang kamu
rasakan sebenarnya sama seperti apa yang aku rasakan. Tapi aku tak bisa
kehilangan teman terbaik seperti kamu, belum tentu setelah kita pacaran
kita bisa seperti ini, belum tentu juga jika kita sudah tidak berpacaran
kita bisa sahabatan baik seperti ini. Aku juga mengagumimu faril, tapi
aku juga tidak mau kehilangan teman baik seperti kamu” .
Faril tetap menerima apapun keputusan maya, karena faril yakin bahwa apa
yang di pilih maya itu adalah yang terbaik untuk mereka.
Persahabatan mereka sudah berusia hampir 1 tahun, tetap berjalan
seperti biasanya kekompakan dan kebersamaan saling mensuport tetap
terjaga di antara mereka berdua.
Pada kenyataannya teman sahabat terbaik sampai kapanpun tidak akan
pernah mengorbankan persahabatanya demi menjalin hubungan yang mungkin
hanya sementara dan mungkin rasa itu hanya sekedar bertamu di hati
masing–masing dari mereka.
Meskipun keputusan itu menyakiti salah satu pihak tetapi setidaknya itu adalah usaha seorang sahabat demi persahabatan mereka.
Sahabat akan tetap jadi sahabat, mungkin bukan pada tempatnya jika menempatkan hati kepada sahabat terbaik dan yang paling baik.
0 komentar:
Posting Komentar